KPK Perkuat Strategi Pemulihan Aset: Kolaborasi dengan OPDAT Amerika Serikat

KPK Perkuat Strategi Pemulihan Aset: Kolaborasi dengan OPDAT Amerika Serikat

Smallest Font
Largest Font

JABARONLINE.COM-  Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)  terus  bergerak  aktif  dalam  memberantas  korupsi  dengan  meningkatkan  keahlian  para  pegawainya.  Kali  ini,  KPK  berkolaborasi  dengan  OPDAT  (Overseas  Prosecutorial  Assistance  and  Training)  dari  Amerika  Serikat  dalam  lokakarya  yang  bertajuk  "Pencucian  Uang  melalui  Layanan  Perbankan  dan  Perusahaan  di  Negara-Negara  Lepas  Pantai".  Lokakarya  ini  diselenggarakan  di  Gedung  C1  KPK,  Jakarta,  pada  Senin  (2/9/2024).


Jejak Koruptor di "Surga Pajak" Tak Akan Lolos

Wakil  Ketua  KPK,  Nurul  Ghufron,  menjelaskan  bahwa  negara-negara  lepas  pantai  sering  dimanfaatkan  oleh  pelaku  korupsi  untuk  mencuci  uang  dan  menyembunyikan  hasil  kejahatan  mereka.  "Negara-negara  lepas  pantai  menawarkan  regulasi  yang  longgar  dan  perlindungan  aset  yang  sering  dimanfaatkan  untuk  menghilangkan  jejak  kejahatan,"  ujar  Ghufron.

"Mereka  seperti  'surga  pajak'  bagi  koruptor,  tapi  kita  akan  buru  sampai  ke  ujung  dunia!"  tegas  Ghufron.  "KPK  bersama  OPDAT  akan  terus  meningkatkan  kemampuan  dalam  menelusuri  aset  koruptor  di  luar  negeri."

Ghufron  menambahkan  bahwa  peraturan  di  negara-negara  tersebut  cenderung  kurang  transparan,  sehingga  memudahkan  pelaku  kejahatan  keuangan  untuk  memindahkan  aset  hasil  korupsi  ke  luar  negeri.  Oleh  karena  itu,  KPK  menekankan  pentingnya  aparatur  penegak  hukum  untuk  memahami  dan  mengatasi  risiko  ini.

KPK Perkuat Strategi Pemulihan Aset

Sejak  2004  hingga  2023,  KPK  telah  menangani  58  kasus  pencucian  uang,  dengan  delapan  kasus  di  antaranya  ditangani  pada  2023.  Ghufron  mengakui  jumlah  ini  masih  relatif  sedikit,  tetapi  menegaskan  bahwa  KPK  berkomitmen  untuk  terus  meningkatkan  penanganan  kasus  ini,  terutama  dalam  pemulihan  aset.

"KPK  bertekad  untuk  mengedepankan  pemulihan  aset  dari  pelaku  korupsi,  baik  perorangan  maupun  korporasi,"  ujarnya.  "Uang  rakyat  yang  dicuri  harus  dikembalikan  dan  dimanfaatkan  untuk  kebaikan  masyarakat."

Kolaborasi Internasional:  Benteng Pertahanan Terkuat

Ghufron  juga  menekankan  pentingnya  kolaborasi  internasional  dalam  pemberantasan  korupsi  yang  kini  bersifat  lintas  batas. 

KPK  berharap  kerja  sama  dengan  OPDAT  ini  dapat  memperkuat  kemampuan  KPK  dalam  menangani  kasus  pencucian  uang  dan  pemulihan  aset.


Tomika  Patterson,  Penasehat  Hukum  Tetap  dari  U.S.  Department  of  Justice  (USDOJ)  OPDAT,  menyambut  baik  kerja  sama  ini  dan  menekankan  pentingnya  membangun  koneksi  dan  kerjasama  internasional  dalam  pemberantasan  korupsi. 

Ia  juga  mendorong  KPK  untuk  memperluas  kolaborasi  global  melalui  Mutual  Legal  Assistance  (MLA)  untuk  memberantas  korupsi  lintas  negara  secara  efektif.

"Kita  harus  bersatu  untuk  menghentikan  korupsi  yang  merugikan  banyak  orang,"  ujar  Patterson.  "Kolaborasi  internasional  adalah  kunci  untuk  menanggulangi  kejahatan  transnasional  seperti  pencucian  uang."

Lokakarya:  Langkah Strategis Perangi Pencucian Uang

Lokakarya  ini  adalah  yang  kedua  setelah  suksesnya  sesi  pertama  yang  diadakan  di  Bandung  pada  awal  tahun  2024.  Sebanyak  30  peserta  dari  berbagai  direktorat  KPK  hadir  dalam  acara  ini,  dan  akan  dilanjutkan  dengan  lokakarya  tentang  Cryptocurrency  pada  pekan  depan  di  Bogor.

Acara  ini  juga  dihadiri  oleh  Direktur  Sosialisasi  dan  Kampanye  KPK  Amir  Arief,  Direktur  Pendidikan  dan  Pelatihan  Antikorupsi  KPK  Sujanarko,  dan  perwakilan  dari  OPDAT.***

Sumber : Biro Humas KPK

Editors Team
Daisy Floren
Daisy Floren
Dera RG Author