Ini Kata Kak Seto tentang 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat
JABARONLINE.COMโ Gerakan "7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat" resmi diluncurkan oleh Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Prof. Dr. Abdul Muโti, pada Desember lalu. Gerakan ini bertujuan mendukung program wajib belajar 13 tahun, dengan membentuk generasi muda yang religius dan spiritual, sehingga mampu menghadapi tantangan masa depan, khususnya dalam hal mengatasi dekadensi moral.
Tujuh kebiasaan tersebut meliputi: bangun pagi, beribadah, berolahraga, gemar belajar, makan makanan sehat dan bergizi, bermasyarakat, serta istirahat cukup dengan tidur cepat.
Menurut Kak Seto atau Prof. Dr. Seto Mulyadi, tujuh kebiasaan ini sangat penting untuk diterapkan. Ia bahkan sudah memasukkan prinsip ini ke dalam sistem pendidikan sekolah rumahan yang diasuhnya. Sebagai tokoh perlindungan anak yang telah mendirikan Komisi Nasional Perlindungan Anak, Kak Seto menilai gerakan ini bisa menjadi sinergi antara pendidikan dan perlindungan anak.
โBanyak kasus kekerasan terhadap anak terjadi secara tidak sadar di sekolah atas nama pendidikan,โ kata Kak Seto. Ia mencontohkan peristiwa tragis di Lebak Bulus, di mana seorang anak membunuh ayah dan neneknya akibat tekanan berlebih pada pelajaran berbasis kognitif, tanpa memperhatikan aspek etika dan estetika.
Generasi โStrawberryโ dan Pentingnya Etika
Menanggapi label โgenerasi strawberry,โ yang dianggap rapuh menghadapi tekanan, Kak Seto menjelaskan bahwa pendidikan di Indonesia sering salah fokus. โNomor satu yang harus diajarkan adalah etika, kemudian estetika, baru ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek),โ ujarnya. Ia menekankan bahwa anak-anak juga perlu diajarkan kecerdasan emosional dan spiritual, bukan hanya kognitif.
Kak Seto menambahkan, kecerdasan spiritual harus dipraktikkan, bukan sekadar dihafalkan. โPendidikan agama penting, tetapi harus menjadi contoh nyata, bukan hanya teori,โ tegasnya.
Program GEMBIRA untuk Anak Hebat
Dalam pandangannya, program โ7 Kebiasaanโ ini sudah tepat. Kak Seto bahkan merumuskannya menjadi program GEMBIRA:
G: Gerak (olahraga).
E: Emosi cerdas (sosialisasi dan pengendalian emosi).
M: Makan minum berkualitas (gizi seimbang).
B: Beribadah atau bersyukur.
I: Istirahat cukup (tidur cepat).
R: Rukun (bermasyarakat).
A: Aktif belajar (akademik dan non-akademik).
โAnak harus diajarkan belajar yang menyenangkan, termasuk keterampilan dan seni seperti gamelan atau menari, untuk menambah pengalaman baru,โ kata Kak Seto.
Implementasi Gerakan secara Nasional
Untuk menyukseskan gerakan ini, Kak Seto mengusulkan pendekatan yang ramah anak. โTeladani Rasulullah yang tidur setelah Isya, bangun untuk tahajud dan Subuh, lalu tetap segar untuk olahraga,โ ujarnya. Ia juga menekankan pentingnya menjadikan anak sebagai teman, baik di rumah maupun di sekolah.
Sebagai contoh, pada 2018, Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) menggagas program โSaya Sahabat Anakโ (Sasana) yang melibatkan Presiden dan empat menteri dalam permainan tradisional bersama anak-anak di Istana Merdeka. Program ini menekankan pentingnya kesehatan mental dan hubungan sosial yang baik bagi anak.
Kak Seto pun berharap, dengan pendekatan yang kolaboratif dan menyenangkan, gerakan ini dapat menjadi langkah besar dalam membentuk generasi muda Indonesia yang hebat dan tangguh.***