Tangkuban Parahu: Di Mana Sejarah Bertemu Legenda
JABARONLINE.COM- Gunung Tangkuban Parahu, yang menjulang gagah di Desa Ciater, Kabupaten Subang, Jawa Barat, bukan hanya menawarkan keindahan alam yang memikat, tetapi juga menyimpan kisah sejarah yang kaya dan menarik.
Di balik puncaknya yang menawan, tersembunyi jejak geologi yang menakjubkan dan warisan budaya yang mendalam, menceritakan kisah tentang kekuatan alam, kepercayaan masyarakat Sunda, dan peradaban yang telah berkembang di wilayah ini selama ratusan ribu tahun.
Jejak Geologi yang Memikat:
Gunung Tangkuban Parahu terbentuk di Kaldera Sunda, sebuah kaldera besar yang terbentuk akibat letusan gunung berapi dahsyat di masa lampau. Kaldera Sunda merupakan bukti nyata dari kekuatan alam yang luar biasa, menceritakan proses geologi yang telah membentuk wilayah Jawa Barat selama jutaan tahun.
T. Bachtiar, seorang ahli geologi, berpendapat bahwa Gunung Tangkuban Parahu muncul setelah terbentuknya Sesar Lembang, menunjukkan bahwa aktivitas tektonik di wilayah ini sangat erat kaitannya dengan pembentukan gunung ini.
Gunung Tangkuban Parahu menunjukkan aktivitas vulkanik yang aktif, dengan letusan-letusan yang terjadi secara berkala. Sejak tahun 1829, Gunung Tangkuban Parahu telah mencatat beberapa kali letusan, di antaranya:
- 1829: Letusan pertama yang tercatat.
- 1846: Letusan terjadi setelah masa istirahat selama 17 tahun.
- 1867 dan 1887: Gunung menunjukkan aktivitas vulkanik yang berkelanjutan.
- 1896: Letusan besar terjadi setelah masa istirahat selama 50 tahun.
- 1910, 1929, 1935, 1946, 1947, 1950, 1952, 1957, 1961, 1965, 1967, 1969, 1971, 1983, 1992, 1994, 2004, 2013, dan 2019: Gunung Tangkuban Parahu menunjukkan aktivitas vulkanik yang terus berlanjut.
Kawah-kawah yang terbentuk akibat aktivitas vulkanik merupakan peninggalan sejarah yang berharga, menceritakan kisah tentang kekuatan alam dan proses geologi yang telah berlangsung selama ratusan ribu tahun.
Warisan Budaya yang Mendalam:
Gunung Tangkuban Parahu menjadi latar belakang legenda Sangkuriang, sebuah cerita rakyat Sunda yang terkenal.
Legenda ini menceritakan tentang seorang pemuda yang tidak sengaja membunuh ibunya dan dikutuk oleh ayahnya untuk menjadi anjing. Sangkuriang kemudian berusaha untuk menghalangi matahari terbit dengan membendung sungai menggunakan perahu, yang kemudian terbalik menjadi Gunung Tangkuban Parahu.
Legenda ini merupakan bukti kuat bagaimana gunung ini telah menjadi bagian integral dari budaya dan kepercayaan masyarakat Sunda.
Masyarakat Sunda menganggap Gunung Tangkuban Parahu sebagai tempat suci. Dahulu, gunung ini dipercaya sebagai tempat tinggal para dewa dan makhluk gaib.
Hal ini terlihat dari beberapa situs sejarah dan peninggalan budaya yang terdapat di sekitar gunung ini.
Di sekitar Gunung Tangkuban Parahu ditemukan beberapa situs arkeologi yang menunjukkan kehidupan manusia di masa lampau.
Situs ini memberikan gambaran tentang peradaban dan kehidupan masyarakat yang menghuni wilayah ini sebelum kedatangan penjajah.
Gunung Tangkuban Parahu bukan hanya sebuah gunung berapi yang indah, tetapi juga merupakan pusat sejarah dan budaya yang penting bagi masyarakat Sunda.
Nilai sejarahnya menceritakan kisah tentang kekuatan alam, kepercayaan masyarakat Sunda, dan peradaban yang telah berkembang di wilayah ini selama ratusan ribu tahun.
Gunung Tangkuban Parahu menawarkan pengalaman yang unik, menyatukan keindahan alam dengan kekayaan sejarah dan budaya yang mendalam.
Sumber :@Wikipedia