Desa Tanjungwangi Segera Miliki Gedung Serbaguna, Bupati Dadang Supriatna Berikan Solusi

Desa Tanjungwangi Segera Miliki Gedung Serbaguna, Bupati Dadang Supriatna Berikan Solusi

Smallest Font
Largest Font

JABARONLINE.COM- Suasana berbeda terasa saat pelaksanaan Rembug Bedas ke-184 yang dipimpin Bupati Bandung Dadang Supriatna di Desa Tanjungwangi, Kecamatan Pacet, Kabupaten Bandung, Minggu (15 September 2024).

Berbeda dari Rembug Bedas sebelumnya yang biasanya diadakan di gedung serbaguna atau aula milik desa/kelurahan, kali ini acara berlangsung di ruang kelas SMPN 1 Pacet. Hal ini dikarenakan Desa Tanjungwangi belum memiliki gedung serbaguna atau aula untuk pertemuan antara pemerintah dan berbagai elemen masyarakat.

Menyadari kebutuhan tersebut, Bupati Dadang Supriatna memberikan solusi kepada masyarakat yang hadir, termasuk kepada Kepala Desa Tanjungwangi dan Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Tanjungwangi, dengan mengusulkan agar segera diadakan musyawarah desa (Musdes) untuk pembangunan gedung serbaguna atau aula di Desa Tanjungwangi.

Bupati Dadang Supriatna menginstruksikan Ketua BPD Eep Saepuloh dan Kepala Desa Tanjungwangi Deden Koswara untuk memimpin Musdes selama pelaksanaan Rembug Bedas yang dihadiri oleh warga setempat.

Masyarakat setempat menyampaikan keinginan mereka untuk memiliki gedung serbaguna atau aula di Desa Tanjungwangi. Hasil Musdes akan digunakan untuk memulai proses perencanaan pembangunan gedung tersebut.

Sebelum Musdes dimulai, Bupati Dadang Supriatna bertanya kepada para tokoh masyarakat dan perwakilan yang hadir di Rembug Bedas:

"Bapak Ibu semuanya, apakah Desa Tanjungwangi ingin memiliki aula?  Saya tanyakan lagi, apakah ingin memiliki gedung serbaguna atau aula?"  tanya Bupati Bedas. Masyarakat dengan serentak menjawab bahwa mereka menginginkan dan membutuhkan gedung serbaguna atau aula di Desa Tanjungwangi, karena belum memiliki tempat yang layak untuk pertemuan dan kegiatan pemerintahan maupun masyarakat.

Menanggapi keinginan dan harapan tersebut, Bupati Bandung langsung memberikan solusi kepada pemerintah desa, dengan menginstruksikan Ketua BPD dan Kepala Desa untuk mengadakan Musdes di tempat dan waktu itu juga.

"Setiap desa harus memiliki tempat pertemuan. Solusinya, sebagian tanah carik bisa digunakan untuk pembangunan gedung serbaguna atau aula melalui pelaksanaan Musdes," ujarnya.

Masyarakat setuju untuk mengadakan Musdes selama pelaksanaan Rembug Bedas. Oleh karena itu, Dadang Supriatna mengundang Ketua BPD dan Kepala Desa untuk memimpin Musdes.

"Supaya birokrasi dan prosesnya tidak lama," kata Bupati, dengan masyarakat menyetujui pelaksanaan Musdes.

Selama Musdes, Ketua BPD Eep Saepuloh bertanya kepada masyarakat: Apakah semua warga Desa Tanjungwangi, termasuk semua lembaga, membutuhkan Aula Desa Tanjungwangi? Masyarakat menjawab dengan serentak bahwa mereka membutuhkan.

Solusinya, pertama, kita memiliki tanah carik. Apakah Anda mengizinkan sebagian tanah carik ini digunakan untuk pembangunan dan keperluan lainnya? Masyarakat kembali menjawab setuju.

Lebih lanjut, Bupati Dadang menyatakan bahwa Kepala Desa dan Ketua BPD harus meminta bantuan dari Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kabupaten Bandung untuk segera melakukan appraisal. Ia juga berjanji untuk membantu proses pembangunan gedung serbaguna dan aula di Desa Tanjungwangi.

"Setelah tanahnya tersedia, kita akan mengadakan Musdes lagi untuk pembangunannya. Harapannya, saat saya datang ke Desa Tanjungwangi lagi, kita tidak perlu rapat di sekolah lagi," harap Kang DS, panggilan akrab Dadang Supriatna.

Kang DS juga menanggapi permintaan masyarakat untuk pembangunan Jalan Andir, yang saat ini sepanjang 500 meter dan membutuhkan tambahan 1000 meter. Ia menginstruksikan Kepala DPMD untuk menindaklanjuti pembangunan jalan baru di Desa Tanjungwangi, yang bisa dilanjutkan melalui program TMMD pada tahun 2025.

Kang DS menyatakan bahwa ia siap memberikan BPJS Ketenagakerjaan kepada para pembudidaya ikan.

Di hadapan masyarakat, Bupati menjelaskan bahwa ia sengaja meluncurkan program pinjaman modal bergulir tanpa bunga dan tanpa jaminan, dengan anggaran Rp 70 miliar. Ia khawatir masyarakat terjebak oleh rentenir.

Kang DS juga mengingatkan masyarakat untuk mempersiapkan Indonesia Emas 2045. Hal ini termasuk: pertama, meningkatkan kualitas sumber daya manusia agar menjadi profesional dan memahami teknologi informasi; kedua, big data; ketiga, penelitian dan pengembangan; keempat, lembaga yang kuat; dan kelima, mengelola keuangan (anggaran) dengan baik.***

Editors Team
Daisy Floren
Daisy Floren
Dera RG Author